Dosen : Cepi Kurniawan, S.Si., M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh :
Kelompok 5 :
1.
Aprilia Kristian (4311417001)
2.
Muh. Agham M. (4311417006)
3.
Reva Novianis (4311417015)
4.
Findy Febriyani (4311417029)
5.
Rifatul Himah (4311417031)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk
a.
Mampu menganalisis bilangan
oksidasi logam mangan pada larutan KMnO4 dengan menggunakan glukosa,
b.
Mampu menentukan kinetika
reaksi perubahan bilangan oksidasi logam mangandengan reaksi chemical chamileon.
1.2. TINJAUAN PUSTAKA
Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan yang dimiliki
oleh suatu atom dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron – elektronnya berpindah
seluruhnya (Chang,2003). Bilangan oksidasi dapat diartikan juga sebagai
bilangan positif atau negatif yang menunjuk pada muatan suatu spesi bila
elektron-elektron dianggap terdistribusi pada atom menurut aturan tertentu
(Sugiyarto,2002).
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme
reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara
kering, makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan
contoh yang lazim dari perubahan kimia kompleks dengan laju yang beraneka
menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002).
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat
yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap
reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak
tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan
konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi
dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi konsentrasi suatu
pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya
dinyatakan dalam mol per liter (Sukamto,1989).
Mangan
(Mn) adalah unsur logam yang termasuk golongan transisi yang berupa logam
berwarna putih abu-abu yang penampilannya serupa dengan besi tiang. Ciri khas
dari mangan (Mn) adalah memiliki banyak bilangan oksidasi. Adapun bilangan
oksidasi (biloks) mangan (Mn) dalam larutan basa :
Mn(OH)2 (+2) =
larutan berwarna merah muda
Mn(OH)3 (+3) =
larutan berwarna violet
MnO2- (+4) =
larutan berwarna coklat
MnO3- (+5) =
larutan berwarna biru
MnO42- (+6) =
larutan hijau
MnO4- (+7) =
larutan ungu
Adapun
bilangan oksidasi (biloks) mangan (Mn) dalam larutan asam :
Mn2+ (+2) =
larutan berwarna merah muda
Mn3+ (+3) =
larutan berwarna merah
MnO2- (+4) =
larutan berwarna hitam
MnO42- (+6) =
larutan hijau
MnO4- (+7) =
larutan ungu
(Petrucci,
1985)
NaOH
merupakan zat kimia yang bersifat basa kuat. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa natrium oksid yang dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkali yang kuat ketika dilarutkan dalam air (Prasetya,
2012). Glukosa adalah satu monosakarida yang paling banyak penggunaanya.
Glukosa merupakan proses dari pemecahan karbohidrat yang didapatkan melalui
makanan yang dikonsumsi. Karbohidrat makanan diubah menjadi glukosa, galaktosa,
dan fruktosa di saluran cerna. Adapun rumus dari gugus glukosa C6H12O6
yaitu :
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.
ALAT DAN BAHAN
Alat: tabung vial, pipet
volum, corong kaca, neraca analitik, gelas kimia.
Bahan: KMnO4 ,
glukosa, NaOH, aquades
1.
Persiapan Larutan
Sebanyak 0,4240 gram glukosa dilarutkan ke dalam 100 mL
aquades.
Sebanyak 1,8 gram NaOH dilarutkan
kedalam 100 mL
KMnO4 sebanyak 0.158
gram dilarutkan dalam 100mL.
2.
Tahapan Reaksi
1.
Variasi
Glukosa
Dalam tabung vial di campurkan
antara NaOH dan glukosa dengan volume masing-masing 5 mL. Kemudian ditambahkan
KMnO4 2 mL, dengan cepat dan diamati dengan bantuan video untuk
mengetahui perpindahan warnanya. Kemudian diulangi dengan variasi glukosa
berikutnya dengan perbandingan 1 : 2 : 4 (5 mL ; 10 mL ; 20 mL).
2.
Variasi
NaOH
Dalam tabung vial di campurkan
antara NaOH dan glukosa dengan volume masing-masing 5 mL. Kemudian ditambahkan
KMnO4 2 mL, dengan cepat dan diamati dengan bantuan video untuk
mengetahui perpindahan warnanya. Kemudian diulangi dengan variasi NaOH
berikutnya dengan perbandingan 1 : 2 : 4 (5 mL ; 10 mL ; 20 mL).
3.
Variasi
KMnO4
Dalam tabung vial di campurkan antara
NaOH dan glukosa dengan volume masing-masing 5 mL. Kemudian ditambahkan KMnO4
1 mL, dengan cepat dan diamati dengan bantuan video untuk mengetahui
perpindahan warnanya. Kemudian diulangi dengan variasi KMnO4
berikutnya dengan perbandingan 1 : 2 : 4 (1 mL ; 2 mL ; 4 mL).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. DATA PENGAMATAN
A.
variasi glukosa
Glukosa (mL)
|
NaOH
(mL)
|
KMnO4
(mL)
|
|
Perubahanpada
menit ke-
|
||
Ungu
|
Hijau
|
Kuning
|
Jingga
|
|||
5
|
5
|
2
|
0
|
0.04
|
0.34
|
0.45
|
10
|
5
|
2
|
0
|
0.02
|
0.10
|
0.19
|
20
|
5
|
2
|
0
|
0.04
|
0.15
|
0.30
|
B. Variasi NaOH
Glukosa (mL)
|
NaOH
(mL)
|
KMnO4
(mL)
|
|
Perubahanpada
menit ke-
|
||
Ungu
|
Hijau
|
Kuning
|
Jingga
|
|||
5
|
5
|
2
|
0
|
0.02
|
0.25
|
0.31
|
5
|
10
|
2
|
0
|
0.02
|
0.35
|
0.52
|
5
|
20
|
2
|
0
|
0.01
|
0.40
|
1.20
|
C. Variasi KMnO4
Glukosa (mL)
|
NaOH
(mL)
|
KMnO4
(mL)
|
|
Perubahanpada
menit ke-
|
||
Ungu
|
Hijau
|
Kuning
|
Jingga
|
|||
5
|
5
|
1
|
0
|
0.03
|
0.27
|
0.42
|
5
|
5
|
2
|
0
|
0.02
|
0.29
|
0.45
|
5
|
5
|
4
|
0
|
0.01
|
0.30
|
0.37
|
3.2. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui mamcam dari bilok dari Mn dengan menggunakan reaksi chemical chameleon. Reaksi tersebut
didasarkan pada perubahan warna yang terjadi pada prekusor yang ditambah dengan
larutan KMnO4. Perubahan warna tersebut dapat digunakan sebagai
digunakan sebagai parameter dari biloks Mn yang dapat diketahui dengan prinsip
reaksi tersebut.
Mn sendiri menurut teori memiliki biloks sebanyak 6
yakni +2, +3, +4, +5, +6, +7. Yang masing-masing memiliki warna merah jambu,
jingga, kecoklatan, biru, hijau dan ungu. Dalam percobaan ini diperoleh
perubahan warna ungu (+7), hijau (+5) dan jingga/kecoklatan (+4). Disini biloks
+5 tidak teridentifikasi. Hal terseut dikarenakan biloks +5 ini kurang stabil
sehingga ia akan kembali terbentuk biloks +6 kembali. Karena kedua biloks
tersebut merupakan senyawa oksidator yang yang kuat dan mudah bereaksi pada
reaksi disproposionasi atau autoredoks. Kemungkinan ini menjadi salah satu
penyebab kenapa biloks +5 ini kurang stabil karena mudahnya ia bereaksi pada
autoredoks yang menyebabkan ia harus kembali ke biloks +6 kembali yang lebih
stabil.
Pada praktikum kali ini menggunakan 3 variasi, yaitu
variasi glukosa, NaOH dan KMnO4 sebagai berikut.
a. Variasi Glukosa
Pada variasi glukosa menggunakan volume 5 ml
glukosa, 10 ml dan 20 ml. Variasi untuk
volume glukosa 5 ml : Pertama mencampurkan glukosa dan NaOH setelah itu
menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan KMnO4 kita
mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan warnanya, saat ditambahkan
KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung menjadi hijau pada detik
ke 4 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi reaksi,
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 34 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 45 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume glukosa 10 ml : Pertama mencampurkan
glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan
KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan
warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung
menjadi hijau pada detik ke 2 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi
reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 10 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 19 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume glukosa 20 ml : Pertama mencampurkan
glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan
KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan
warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung
menjadi hijau pada detik ke 4 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi
reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 15 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 30 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
b. Variasi NaOH
Variasi
untuk volume NaOH 5 ml : Pertama mencampurkan
glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan
KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan warnanya,
saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung menjadi
hijau pada detik ke 2 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 25 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 21 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume NaOH 10 ml : Pertama mencampurkan
glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan
KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan
warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung
menjadi hijau pada detik ke 2 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi
reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 35 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 52 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume NaOH 20 ml : Pertama mencampurkan
glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada saat penambahan
KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan
warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung
menjadi hijau pada detik ke 1 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi
reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 40 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada menit ke 1 menit 20 detik terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi jingga, perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn
dari +3 menjadi +2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
c. Variasi KMnO4
Variasi
untuk volume KMnO4 1 ml : Pertama
mencampurkan glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada
saat penambahan KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat perubahan
warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari ungu langsung
menjadi hijau pada detik ke 3 dan pada saat itu menunjukan adanya terjadi
reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 27 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 42 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume KMnO4 2 ml : Pertama
mencampurkan glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada
saat penambahan KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat
perubahan warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari
ungu langsung menjadi hijau pada detik ke 2 dan pada saat itu menunjukan adanya
terjadi reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 29 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 45 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Variasi
untuk volume KMnO4 4 ml : Pertama
mencampurkan glukosa dan NaOH setelah itu menambahkan KMnO4. Pada
saat penambahan KMnO4 kita mengamati dan merekamnya untuk melihat
perubahan warnanya, saat ditambahkan KMnO4 warna larutannya dari
ungu langsung menjadi hijau pada detik ke 1 dan pada saat itu menunjukan adanya
terjadi reaksi :
KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
Perubahan warna yang terjadi juga
menunjukan bahwa biloks Mn dari +7 menjadi +5. Setelah beberapa selang kemudian
tepatnya pada detik ke 30 terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning.
Pada saat itu terjadi reaksi :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
Perubahan warna yang terjadi menunjukan
bahwa biloks dari Mn dari +5 menjadi +3. Setelah beberapa detik kemudian lagi
tepatnya pada detik ke 37 terjadi perubahan warna dari kuning menjadi jingga,
perubahan warna ini menunjukan adanya perubahan biloks dari Mn dari +3 menjadi
+2. Reaksi yang terjadi :
MnO4- MnO2
Pada variasi glukosa, KMnO4, dan
NaOH didapatkan hasil bahwa perubahan warna terjadi pada waktu
yang berbeda-beda. Jika konsentrasi glukosa semakin banyak
maka perubahan warna akan terjadi lebih lama, hal ini dikarenakan glukosa
berperan sebagai reduktor (yang mengalami oksidasi), jika konsentrasinya
ditambah maka KMnO4 akan lama mengalami reduksi sehingga butuh waktu
yang lama untuk bereaksi. Pengaruh NaOH pada reaksi ini yaitu sebagai akan mempercepat
reaksi, Karena KMnO4 akan lebih cepat dalam suasana basa.
Pada biloks +5 tidak terjadi karena pada biloks +5 kurang
stabil. Hal ini terjadi karena karena ion mangan (V) ini mudah direduksi menjadi
mangan (II). Pada saat percobaan dilakukan ada beberapa kekurangan dalam hal
teknis, yaitu salah satunya dalam mengamati perubahan warna sehingga waktu yang
dihasilkan tidak akurat. Apabila dalam percobaan ini tidak ada penambahan NaOH
sebenarnya masih bisa bereaksi, hanya saja reaksinya akan lama. Hal ini disebabkan
karena KMnO4 akan cepat beraksi pada suasana basa Urutan variasi dengan waktu reaksi tercepat
yaitu NaOH > Glukosa > KMnO4.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
a. Kinetika reaksi identifikasi
bilangan oksidasi Mangan (Mn) dengan glukosa
untuk
mengetahui perubahan biloks yang terjadi pada reaksi secara kinetika. Reaksi yang terjadi pada saat pencampuran :
·
Pada
saat perubahan
warna hijau : KMnO4+ 2NaOH Mn(OH)2+
Na2O4
· Pada saat perubahan warna menjadi kuning :
Mn(OH)2+
Na2O4 MnO4-
·
Pada
saat perubahan
warna menjadi jingga : MnO4- MnO2
4.2.
SARAN
1.
Ketika praktikum
sebaiknya menggunakan masker dan sarung tangan agar lebih aman dalam melakukan
percobaan.
2.
Ketika mengamati
perubahan reaksi dan perubahan warna larutan, sebaiknya usahakan teliti serta
sesuaikan dengan waktu yang ditentukan.
3.
Ketika praktikum,
bekerja secara kelompok sangat diperlukan agar lebih efisien waktu dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid Satu.
Erlangga : Jakarta
Lucas,
Henry. S. 1953. The Rennaissances and The
Reformarion. New York & London :
Harper
& Brother Publishers
Petrucci, H. Ralph, Suminar. 1985. Kimia Dasar Jilid 1, Edisi 3. Jakarta :
Erlangga
Prasetya,
A., Widhiyanuraiyawan, D., & Sugiarto. 2012. Pengaruh Konsentrasi NaOH
Terhadap Kandungan Gas
CO2 Dalam Proses Purifikasi Biogas Sistem Continue
Repository.
Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Sugiyarto, Kristian H. 2002. Kimia Organik I. Jakarta : Erlangga
Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT. Bhineka Cipta
Sunarya,
Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan
Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung : Alkemi Grafisindo Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar