Dosen : Cepi Kurniawan, S.Si., M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh :
Kelompok 5 :
1. Aprilia Kristian (4311417001)
2. Muh. Agham M. (4311417006)
3. Reva Novianis (4311417015)
4. Findy Febriyani (4311417029)
5. Rifatul Himah (4311417031)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk
a.
Menjelaskan prinsip
dari anodasi,
b.
Menjelaskan
pengaruh variasi kuat arus terhadap pewarnaan Alumunium.
1.2. TINJAUAN
PUSTAKA
Logam
aluminium merupakan salah satu logam yang sangat sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Anodizing
merupakan suatu proses elektrolisis dengan prinsip dasar pembentukan lapisan
oksida aluminium secara terkontrol melalui proses aerasi sehingga terbentuk
lapisan oksida yang berpori. Proses anodizing dilakukan dengan cara
elektrolisis (Kusuma, 2014). Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi
kimia terjadi pada elektrodayang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan
diterapkan terhadap elektroda itu.Elektroda yang bermuatan positif disebut
anoda, dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda (Dogra,1999). Logam
aluminium yang telah dipreparasi dihubungkan dengan kutub positif power supply
sedangkan kutub negatifnya akan dihubungkan dengan logam inert seperti platina,
timbal dan lain-lain. Anoda dan katoda dari power supply ini kemudian
dicelupkan kedalam larutan elektrolit (David, 2003).
Elektrolit adalah senyawa yang dapat menghantarkan arus
listrik apabila dilarutkan kedalam larutan pelarut air. Elektrolit
diklasifikasikan berdasarkan kandungan ion H+. Elektrolit yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik digolongkan kedalam elektrolit kuat,
salah satunya adalah asam klorida (HCL), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat,
(HNO3). Selain elektrolit kuat ada pula golongan elektrolit lemah seperti asam
cuka encer (CH3COOH), aluminium hidroksida, kalium karbonat (CaCO3) (Fitrahudin,
2009).
Lapisan hasil anodizing memiliki struktur yang berbeda
dari lapisan oksida yang terbentuk secara alami, dimana lapisannya memiliki
struktur pilar hexagonal berpori yang memiliki karakteristik yang unik sehingga
meningkatkan sifat mekanis permukaan alumunium. Secara
umum lapisan oksida hasil dari proses Anodizing memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1.
Keras, Aluminium
(Al2O3) memiliki kekerasan sebanding dengan sapphire
2.
Insulatif dan tahan terhadap
beban
3.
Tidak ada serpihan
Dengan sifat tersebut diharapakan lempeng aluminium akan
lebih mudah berikatan dengan zat warna ().
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam
praktikum yaitu; beker glass, tabung U, power supply, gelas ukur, amplas,
kamera 500x. Sementara bahan yang dibutuhkan meliputi; H2SO4
10%, Aseton, plat Al 1x5 cm, plat Cu 1x5 cm, aquadest, pewarna tekstil.
2.2. METODE PENELITIAN
a.
Persiapan Plat
Plat Al dan Cu
masing-masing dipotong dengan ukuran 1x5 cm, selanjutnya plat diamplas. Plat
yang telah diamplas direndam dengan aseton beberapa detik, kemudian dicuci
dengan air mengalir dan direndam kembali dengan etanol 95% beberapa menit. Plat
dikeringkan dengan tisue hingga benar-benar kering.
a.
Tahapan Anodasi
H2SO4
10% disiapkan kedalam tabung U, kemudian disiapkan rangakaian alat anodasi
dengan kutub (+) plat Al dan kutub (-) plat Cu. Sampel dianodasi dengan kuat
arus bervariasi (150, 300 dan 450V) selama 30 menit. Pewarnaan dilakukan dengan
pelarutan pewarna tekstil dengan aquades. Kemudian plat yang telah dianodasi
secepat mungkin dimasukkan kedalam pewarna kemudian dilakukan pendididhan selam
15 menit. Setlah selesai, dilakukan pengamatan ketebalan pewarna dengan kamera
dengan perbesaran 500x.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3.
PEMBAHASAN
Pewarnaan logam
alumunium dengan variasi kuat arus 150, 300 dan 450V. Michael Faraday pada tahun 1833 dalam hukum
pertamanya menetapkan bahwa jumlah dari tiap elemen atau grup dari
elemen-elemen yang dibebaskan pada kedua anoda dan katoda selama elektrolisa
sebanding dengan jumlah listrik yang mengalir dalam larutan. Berdasarkan hukum
tersebut, diharapkan dengan bertambahnya kuat arus jumlah sebanding dengan
banyaknya zat warna yang menempel pada lempeng Al.
Percobaan ini mendapatkan hasil yang berbeda, penempelan
pada masing-masing Al sangat-sangatlah sedikit. Lempeng pertama dengan arus 150V
hanya tertempel sedikit zat warna dan
merata namun jauh lebih baik jika dibandingkan lempeng kedua dengan arus 300V
dimana zat warna tidak tertempel merata, hasil meningkat kembali pada lempeng
ketiga dengan arus 450V dimana zat warna terlihat lebih kuat dari lempeng yang
lain (gambar 1.1)
a |
b |
c |
Gambar 1.1 Hasil pengamatan dibawah kamera (perbesaran
500 kali) lempeng Al yang telah
dianodasi dengan variasi kuat arus (a) 150 V, (b) 300 V, (c) 450 V
Penyimpangan tersebut
dikarenakan dalam tabung U saat proses elektrolisis terjadi aliran gelembung
dari katoda (Cu) ke anoda (Al). Gelembung tersebut merupakan gas O2,
yang mana apabila gas O2 tersebut mengalir menuju anoda maka lemepng
Al pada anoda akan terbentuk oksidanya kembali yakni Al2O3.
Sehingga sebelum dimasukkan dalam zat warna, pori-pori yang seharusnya
ditempati zatwarna telah tertutup oleh oksida Al. Maka dari itu, zat warna
disini tidak dapat menempel sempurna didalam lempeng Al tersebut.
Setengah reaksi :
Anoda : Al → Al3+ + 3e- |x2
Katoda: 2H+
+ 2e- →
H2 |x3
Anoda: 2Al →
2Al3+ + 6e-
Katoda: 6H+
+ 6e- →
3H2
2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2
↑
2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2
↑
Ion aluminium
sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida dipermukaan logam:
2Al3+ +
3H2O → Al2O3
+ 6H+
Al2(SO4)3 + 3H2O → Al2O3 + 3H2SO4
Sehingga reaksi
totalnya :
2Al + 3H2SO4 →
Al2(SO4)3
+ 3H2 ↑
Al2(SO4)3 + 3H2O → Al2O3
+
3H2SO4
2Al + 3H2O → Al2O3
+
H2 ↑
Selain akibat terbentuknya oksida selama proses
elektrolisis, proses pembersihan dengan pengamplasan juga berpengaruh. Selama
proses pengamplasan pori-pori pada permukaan Al terbuka. Namun, proses
pengamplasan juga menghasilkan serbuk halus hasil pengikisan lapisan Al. Serbuk
tersebut dapat masuk dalam pori lempeng sehingga meskipun dielektrolisis
pori-pori tidak dapat terbuka dan berikatan dengan zat warna.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Anodasi adalah sebutan untuk proses
elektrolisis pada pelapisan listrik anodik dimana logam yang akan di anodizing
diposisikan pada anoda. Anodasi aluminium dilakukan dengan harapan lapisan
oksida yang terbentuk akan memberikan sifat protektif dan dekoratif pada
aluminium tersebut.
2. Berdasarkan hukum I Michael Faraday pada tahun
1833 bertambahnya kuat arus jumlah
sebanding dengan banyaknya zat warna yang menempel pada lempeng Al.
4.2
SARAN
1.
Sebelum melakukan praktikum, seharusnya praktikan lebih memahami teori dan
prinsip dasar reaksi yang berlangsung.
Pemilihan pewarna dalam proses anodasi juga
patut untuk dipertimbangkan, karena tidak semua pewarna kualitasnya sama.
DAFTAR PUSTAKA
David W.Oxtoby, Gillis dan Norman Nachtrieb. 2003. Principles
Of Modern Chemistry. Jakarta: Erlangga
Dogra. S.K, Physical Chemistry,Terj. Umar Mansur. 1990. Kimia Fisika. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Febriyanti, E., (2011), Optimasi Proses Pelapisan
Anodasi Kerasi Pada Paduan Aluminium. Jurnal. Majalah Metalurgi. Balai
Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS)
Fitrahuddin, (2009), Pengaruh Konsentrasi Asam sulfat
Terhadap Kekerasan Aluminium Paduan Tipe 3103 Hasil Anodizing. Skripsi.
Tidak diterbitkan. Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Kusuma,
K.W.A, I
Wayan dan I Nyoman. 2014. Anodizing Logam Aluminium dengan Variasi Beda
Potensial. Kimia
Visvitalis. Vol 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar